Contoh makalah tentang Tirta Empul lengkap

Micrrosoft Word 2013
Ukuran kertas A5 ( 14,8cm , 21cm )
Top       : 2 cm
Left       : 3 cm
Bottom : 2 cm
Right    : 2 cm


Tirta Empul

Oleh :

Serba Trik
18
X Perhotelan 3

Penerbit :

serbatriksatu.blogspot.com


Kata Pengantar
Om Swastyastu
Pertama-tama saya ucapkan terimakasih dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyamg Widi Wasa karena berkat kehendak beliau saya bias mengerjakan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini berisi tentang dampak globalisasi terhadap situs kebudayaan di Pura Tirta Empul. Di sini kita akan belajar tentang dampak dari globalisasi. Yang saya tekankan disini adalah di bidang kebudayaan khususnya adalah situs kebudayaan Pura Tirta Empul.
Mungkin makalah ini belum sempurna dan mungkin masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisannya, untuk itu saya minta maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan bagi pembaca. Semoga makalah ini bias bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Om Santih, Santih, Santih Om.


DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.......................................................... 4
1.2  Rumusan Masalah..................................................... 6
1.3  Tujuan....................................................................... 7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengaruh Globalisasi Terhadap Situs Kebudayaan
Pura Tirta Empul............................................................. 8
2.2  Dampak Globalisasi Terhadap Situs Kebudayaan
Pura Tirta Empul............................................................. 10
2.3  Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi Terhadap
Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul............................... 11
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan............................................................... 14
3.2  Saran......................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................. 16


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pura Tirta Empul berada di Desa Manukaya kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali. Pura Tirta Empul dibangun sekitar tahun 962 pada masa pemerintahan dinasti Warmadewa, abad ke-10 hingga 14 Masehi. Lokasi pembangunan pura sengaja dipilih dekat sumber air besar di kawasan Gianyar Bali. Kini, Pura Tirta Empul menjadi salah satu peninggalan bersejarah di Bali. Keindahan pura, keunikan mata air, dan tingginya nilai sejarah yang dimiliki menjadikan Pura Tirta Empul terkenal di kalangan masyarakat Bali dan manca negara. Tempat ini dianggap istimewa oleh penduduk karena keberadaan sumber mata air yang mengalir tanpa henti di lingkungan pura. Dari situlah nama Pura Tirta Empul berasal. Ya, secara etimologi, Tirta Empul memang berarti air yang menyembur dari dalam tanah. Legenda sumber mata air ini adalah konon dahulu kala Bali memiliki seorang raja sakti bernama Maya Dewana, beliau memimpin dengan lalim dan melarang rakyatnya melangsungkan upacara keagamaan. Mengetahui tindakan jahat Maya Dewana, Bharata Indra dan pasukannya datang untuk menghentikan sepak terjang Mayadewana. Namun, dengan kesaktiannya Mayadewana menciptakan mata air beracun (cetik) guna memusnahkan pasukan Bharata Indra. Untuk mengatasi hal tersebut, Bharata Indra menancapkan tombaknya ke tanah dan menciptakan pancaran air suci dari bekas tancapan tombak yang mampu menyembuhkan pasukannya yang terkena racun. Mata air itulah yang dipercaya sebagai Tirta Empul saat ini. Pura Tirta Empul terbagi menjadi 3 kawasan yang berbeda yaitu Jaba Pura (bagiandepan), Jaba Tengah (bagian tengah), dan Jeroan (bagian dalam). Daya tarik utama Pura Tirta Empul terletak di Jaba Tengah di mana sebuah kolam pemandian berisi sekitar 30 pancuran air berada. Kolam ini dikenal dengan nama Tirta Empul dan dipercaya mampu menyucikan manusia dari hal-hal negatif seperti roh jahat, kemalangan, atau bibit penyakit, namun hanya beberapa pancuran saja yang bisa digunakan warga untuk menyucikan diri. Pancuran di Tirta Empul memiliki nama dan khasiat yang berbeda-beda, di antaranya pancuran pengelukatan, pancuran pebersihan, pancuran sudarmala, dan pancuran cetik. Warga lokal maupun wisatawan boleh mandi dan menyucikan diri di Tirta Empul dengan syarat mematuhi peraturan dan adat istiadat yang berlaku. Sebagai contoh, pancuran pertama dari sebelah barat tidak boleh digunakan untuk menyucikan diri karena dianggap sebagai pemandian khusus untuk dewa. Sementara itu, pancuran ke-11 dan 12 hanya digunakan untuk upacara Pitra Yadnya. Sebelum melakukan ritual penyucian diri, wisatawan juga disarankan membawa sesajen dengan tujuan meminta izin. Pada tahun 1954, sebuah bangunan villa yang megah dan modern didirikan di samping situs bersejarah Pura Tirta Empul. Bangunan yang terletak di atas bukit tersebut dibangun khusus untuk kunjungan Presiden Soekarno ke Bali. Kini, bangunan tersebut berfungsi sebagai salah satu kediaman Presiden Republik Indonesia dan diberi nama Istana Tampaksiring dan presiden selalu menyambangi Istana Tampaksiring ketika berkunjung ke Bali.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kelestarian Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul ?
2.      Apa dampak globalisasi terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul?
3.      Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul ?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul
2.      Untuk mengetahui dampak globalisasi terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul
3.      Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengaruh Globalisasi Terhadap Kelestarian Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul
Bali terkenal dengan kebudayaannya yang sangat indah, namun tidak sedikit masyarakat Bali yang tidak mengetahui kebudayaannya sendiri. Salah satu faktor kuat yang terus mengikis kebudayaan adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial kebudayaan, pertahanan keamanan dan lain-lain. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat khususnya di bidang kebudayaan. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap masyarakat. Pengaruh Globalisasi terhadap nilai Kebudayaan di kalangan masyarakat begitu cepat merasuk khususnya untuk generasi muda. Pengaruh negatif dari globalisasi tersebut telah membuat generasi muda tidak tahu tentang sejarah budaya Bali khususnya sejarah kebudayaan Pura Tirta Empul. Padahal situs kebudayaan Pura Tirta Empul sudah terkenal sampai ke seluruh dunia. Ditakutkan akibat dari globalisasi generasi muda Bali tidak mengetahui sejarah kebudayaannya khususnya situs kebudayaan Pura Tirta Empul karena masuknya kebudayaan-kebudayaan dari barat. Betapa lucunya jika generasi muda Bali tidak tahu tentang sejarah kebudayaannya sendiri. Tapi jika generasi muda Bali bisa memanfaatkan globalisasi terhadap situs  kebudayaan Bali, dampak positifnya adalah generasi muda Bali bisa menyebar luaskan sejarah kebudayaan Bali khususnya sejarah Pura Tirta Empul melalui globalisasi terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi seperti internet, tv, radio, koran, dan majalah mungkin akan lain ceritanya, tentunya generasi muda akan membuat budaya Bali khususnya situs kebudayaan Pura Tirta Empul akan semakin tersohor di seluruh dunia.
2.2  Dampak Globalisasi Terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul
Seperti yang kita tau di masa ini kita tidak lepas dengan yang namanya globalisasi. Globalisasi sudah menjadi bagian dari hidup kita, bahkan globalisasi sudah mencangkup di segala bidang seperti di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial kebudayaan. Di bidang kebudayaan globalisasi sudah menjadikan orang-orang malas untuk belajar kebudayaannya sendiri, itu karena globalisasi memberikan kebudayaan modern dan globalisasi juga mendatangkan kebudayaan luar kepada kita, akibatnya kita lebih memperhatikan kebudayaan asing dari pada kebudayaan kita sendiri, jika hal ini terus terjadi maka lama kelamaan kita akan melupakan kebudayaan kita, padahal di Indonesia sangat banyak memiliki warisan kebudayaan dan situs-situsnya khususnya di Bali yang salah satunya adalah situs kebudayaan Pura Tirta Empul. Banyak orang yang belum tau tentang sejarah Pura Tirta Empul ini, khususnya untuk generasi muda. Langkah yang sesuai dan harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat Bali khususnya kaum muda di Bali adalah dengan mulai mempelajari situs-situs kebudayaan yang ada di Bali yang salah satunya adalah situs kebudayaan Pura Tirta Empul. Di harapkan generasi penerus Bali bisa mempertahankan warisan leluhur dari kepunahan dan bisa menjaga situs-situs kebudayaan yang ada di Bali supaya Bali tetap terkenal dengan seribu kebudayaannya dan supaya kebudayaan di Bali tidak hanya tinggal sebuah cerita.
2.3  Cara Menyikapi Dampak Globalisasi Terhadap Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan generasi muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita tidak tahu tentang kebudayaannya sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan ketidak tahuan generasi muda tentang situs kebudayaan Bali kususnya Pura Tirta Empul. Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat dan melupakan kebudayaan itu sendiri, kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan khususnya di bidang kebudayaan.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi  di bidang kebudayaan, di antaranya
1.      Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan kita
2.      Bangga akan kebudayaan yang kita miliki
3.      Mengetahui asal-usul dan situs tempat-tempat kebudayaan yang kita miliki
4.      Ikut berpartisipasi dalam kebudayaan warisan dari leluhur kita
5.      Mempunyai rasa tanggung jawab akan pelestarian kebudayaan
Dengan adanya langkah - langka tersebut diharapkan masyarakat Bali mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai kebudayaan terhadap masyarakat Bali khususnya tentang situs kebudayaan Pura Tirta Empul, sehingga masyarakat tidak akan melupakan kebudayaannya. Nah untuk mewujudkan hal tersebut perlu keikut sertaan dari semua pihak baik itu pemerintah ataupun masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran kepada generasi muda akan pentingya situs kebudayaan di Bali, ini sangat penting untuk masa depan kebudayaan Bali terutama kesadaran tentang pentingnya kebudayaan Bali oleh generasi muda itu sendiri karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pura Tirta Empul terletak di desa Manukaya kecamatan Tampaksiring kabupaten Gianyar. Pura ini sangat kental dengan sejarah kebudayaannya, tapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi situs kebudayaan pura tirta empul ini. Salah satu pengaruh dari kelestarian kebudayaannya adalah globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya universal. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah terutama di bidang sosial budaya khususnya kebudayaan Bali. Untuk mempertahankan suatu budaya atau tradisi yang ada di Bali, kita harus mulai mengenal dan mempelajari situs-situs kebudayaan yang ada di Bali yang salah satunya adalah Situs Kebudayaan Pura Tirta Empul. Ini penting karena supaya situs kebudayaan Pura Tirta Empul yang sangat kental dengan sejarah kebudayaanya tidak hanya tinggal sebuah cerita.
3.2 Saran
Pura Tirta Empul harus dilestarikan, dan jangan biarkan globalisasi sampai mengambil alih dan merubah pola pikir kita. Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya kita bisa mengetahui pengaruh globalisasi dan dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak negatif dari globalisasi khususnya di bidang sosial budaya terutama budaya di Bali. Kita semua tidak mau kebudayaan Bali sampai punah dan tinggal sebuah cerita, maka dari itu mulai dari sekarang kita harus lebih memperhatikan dan ikut menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan warisan leluhur kita. Ini ditujukan demi menjaga situs-situs kebudayaan di Bali dan semoga budaya dan situs-situs kebudayaan Bali tetap ajeg dan lestari dan tidak terancam dari kepunahan.

DAFTAR PUSTAKA

https://serbatriksatu.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment